Senin, 13 Februari 2012

sebuah keinginan


setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengekspresikan suasana hati yang sedang tidak baik. ada yang meluapkannya dengan cara makan, ada yang melancong, berada di keramaian atau berkumpul dengan teman-teman. bermacam-macam cara dilakukan. senyampang itu positif, silahkan saja. go ahead.

dulu, saya selalu mengekspresikan kekesalan atau kekecewaan hati dengan cara jalan-jalan, berjalan tanpa tujuan lalu pulang dalam kelelahan dan tidur dalam kegelapan.

entahlah, saya merasa nyaman ketika berjalan tanpa tujuan. rasanya aku bisa mengukur kekuatan diri dengan menguji lewat kekuatan kaki. duduk bengong di tepi jalan ketika terasa lelah. membeli es dawet di pinggir jalan ketika dahaga menyerang, lalu berjalan lagi sampai diri benar-benar kelelahan dan tak sanggup lagi berjalan. kalau sudah begitu, maka becak pun jadi pilihan yang tepat untuk mengantarku pulang.

lain lagi kalau ekspresi saat mendapat kesenangan.

kadang memutar lagu dengan beat cepat. kadang tertawa terbahak-bahak. kadang pula mentraktir teman walaupun kantong sedang mengalami kekeringan.

tapi ada yang aneh aku rasakan kali ini. tepatnya sejak aku memutuskan untuk mengakhiri masa lajang. berbagai deraan cobaan hidup yang aku rasakan dan beban yang secara otomatis menjadi sebuah tanggungan, membuatku merubah semua kebiasaan-kebiasaan yang dulu selalu aku jadikan cara untuk mengekspresikan suasan` hati.

sekarang ini, tepat saat aku menulis ini, tiba-tiba saja ingin berada di sebuah padang savana. aku ingin sendiri disana sepanjang hari. pagi hari berebah di tengah-tengah savana ditemani sejuk angin dan hangat mentari. saat mentari mulai tak bersahabat lagi, maka aku akan menepi di rerindangan pohon sambil menikmati ranum bebuahannya. dan ketika malam menjelang, aku ingin kembali berebah ditengah savana sambil menikmati terangnya cahaya bintang utara.

alangkah nikmatnya.

sudah lama sepertinya aku terjebak dalam kebisingan dunia. rasa penat dan lelah semakin kuat menggenggam hati. seringkali aku ingin sekali berlari dan sembunyi disana. tapi kesempatan untuk itu tak pernah ada. kalaupun kesempatan itu ada, aku tak mungkin lagi untuk mengambilnya. anak-anakku lah alasannya.

ya.....

merekalah pengobat lelah yang selama ini membuat hatiku tetap berdesir pelan. merekalah sumber bahagia untukku.

namun suatu saat, ketika kesempatan itu ada dan anak-anakku telah menginjak dewasa, mereka sibuk bermain dengan hari-harinya, dan aku telah terlupa dari hingar bingar dunia, ingin rasanya aku meraih keinginanku ini dan menikmatinya. ingin rasanya aku lepas semua beban jiwa yang telah lama aku pikul bersama duka. akan kuresapi semua dengan segala rasa yang terekam dalam memori, sebelum akhirnya aku mati.



Tidak ada komentar: