Minggu, 19 Februari 2012

Bersayap

kemarin sore sewaktu pulang dari jalan-jalan dengan anak saya, dahi ini terantuk suatu benda keras. sakit sekali rasanya. setelah saya amati, ternyata yang menabrak kepala saya tadi adalah kumbang. kumbang itu terkapar di jalanan setelah menabrak dahi saya. tapi tak lama kemudian kumbang itu bangkit lagi dan membuka sayap yang tersembunyi di balik tubuhnya, lalu terbang tinggi keatas.

hmmm....

sejurus kemudian, tumbuh keinginan dalam hati saya untuk memiliki sayap. alangkah menyenangkan bila kita dapat terbang kesana kemari karena memiliki sayap. kita bisa terbang ke lembah yang sunyi dan saat bosan dengan kesunyian tinggal terbang menuju keramaian kota. 

terus terang saja, saya sudah muak dan bosan dengan kepalsuan dunia. saya sangat merindukan kejujuran, yang mungkin telah hilang dari dunia ini.

andaikan saya bersayap, saya ingin terbang menembus awan putih di langit yang biru. saya merasa (dan percaya) bahwa di balik awan ada ketenangan. diatas awan pula aku akan berebah dan terlelap tanpa khawatir akan kebisingan. uh, alangkah nyamannya disana.

tapi sepertinya itu hanya sebatas lamunan saja. karena hingga detik ini saya harus menerima kenyataan bahwa saya tidak mungkin punya sayap, hidup di dunia nyata, dunia yang penuh dengan ambisi dan ditengah orang-orang yang tidak ramah. 




sekian


Tidak ada komentar: