Rabu, 29 Februari 2012

Menyerah untuk Menang




kemarin lusa saya kembali terbaring diatas ranjang. seperti yang sudah-sudah, thypus adalah yang menyerang saya. beruntung kali ini hanya 2 hari saya beristirahat dan semuanya membaik. penyakit saya ini seringkali kambuh manakala beban pikiran saya overload. banyak yang berasumsi bahwa itu disebabkan volume pekerjaan saya. saya merasa tidak perlu membantah asumsi ini, atau pun membenarkannya. karena memang tidak sepenuhnya salah, walaupun tidak tepat benar.

memang tidak dapat saya pungkiri bahwa volume kerja saya tinggi sebagaimana telah saya tuliskan pada posting sebelumnya ( terimakasih-bapak ) bahwa banyak hal yang harus saya pelajari disini. tapi ada satu hal yang sangat membebani pikiran saya, yaitu keputusan untuk menutup usaha catering milik keluarga.

inilah yang sangat memukul saya.

22 tahun silam ibu saya mendirikan usaha ini. maklum, abah saya hanyalah seorang guru, sementara kebutuhan akan hidup terus meningkat. maka ibu berinisiatif untuk mendirikan usaha ini. karena tak memiliki modal, maka cincin pernikahan pun terlepas dari jari manis ibu.

perlahan usaha ini berjalan. kontrak demi kontrak kerjasama didapatkan. usaha ini pun diperbesar dengan label "Hana Hady's Catering". bukan label besar memang. tapi dari situlah saya dan adik dapat bersekolah dan menikmati masa kecil hingga dewasa tanpa kekurangan.

tahun 1998, krisis ekonomi melanda negeri ini, namun usaha kami masih dapat tegak berdiri dan melaluinya. kami pun mulai memiliki karyawan untuk membantu ibu seiring dengan meningkatnya permintaan dan pesanan.

ditahun-tahun itu pula kami mengecap manisnya berada di puncak.

berawal dari catering itu pula kami bisa memiliki rumah beserta kendaraan yang menjadikan kami sebagai keluarga yang kian sempurna. setiap kali pulang kampung, kami tak lagi berdesakan di bus dan berpanasan di terminal. kerja keras ibu dan abah pun berbuah manis untuk kami, anak-anaknya.

tak hanya itu karyawan kami pun ikut merasakan manisnya kerja keras itu. banyak diantara karyawan kami yang adalah korban PHK karena krisis. sehingga mereka dapat menghidupi keluarganya.

tapi roda pasti berputar...

setelah saya dan adik selesai studi dan berumah tangga, ibu juga sudah mulai memasuki usia yang tak lagi muda, demikian juga abah telah pensiun, maka usaha mulai decline. 


awalnya saya mencoba ambil kendali dibawah bendera DnJ milik saya. saya gabungkan usaha catering tersebut bersama dengan wedding organizer dan pertanian yang merupakan sektor bisnis DnJ. namun sepertinya Tuhan memang berkehendak lain. catering tersebut tak dapat bertahan menghadapi gelombang krisis ekonomi jilid II ini. DnJ pun mulai menutup unit-unit bisnis yang dirasa tak memungkinkan untuk dipertahankan. kurang lebih ada 5 sektor yang terpaksa ditutup. tinggal pertanian yang masih bertahan.

tapi kejatuhan catering itulah yang benar-benar telah memukul saya dengan telak.

bagaimana tidak, dari usaha itulah akhirnya saya dan adik dapat bersekolah serta memiliki segala yang kami nikmati saat ini, dan sekarang kami harus menyaksikan keruntuhannya. belum lagi karyawan yang sudah puluhan tahun mengabdi.

Tuhan....

ini benar-benar seperti godam bagi saya.

tapi ada sisi baik yang dapat saya lihat dari celah yang ada. ibu dan abah jadi lebih tenang dalam beribadah. bila sebelumnya ibu dan abah kesulitan mencari waktu untuk mengajar ngaji, tapi dengan tutupnya catering, ibu dapat mewujudkan impiannya untuk mengajar ngaji sekaligus memiliki majelis ta'lim. setiap malam dirumah ibu selalu ada kegiatan keagamaan. mulai dari pengajian hingga hadrah. abah pun lebih leluasa menjalankan roda yayasan yang beliau dirikan. dan yang pasti selalu ada waktu untuk cucu-cucunya yang sedang sangat ingin manja pada kakek neneknya.

akhirnya saya mencoba ikhlaskan semua yang ada.

saya menyerah pada kehendak Tuhan, tapi saya akhirnya memenangkan sebuah arti kehidupan yang jauh lebih bernilai dari sekedar materi yang pada akhirnya tak akan pernah kita bawa mati.

saya harus apresiasi teman-teman kantor yang kemarin menjenguk saya, mereka adalah keluarga bagi saya. tak mengapa meski asumsi yang ada adalah saya sakit karena kerja, tapi saya bangga memiliki rekan kerja seperti mereka yang memiliki kepedulian begitu tinggi.


finally..


I would like to say terima kasih untuk abah dan ibu yang telah mengajar dan mendidik kami tentang arti sebuah perjuangan hidup. sebagai anak, kami belum mampu bahkan mungkin tak akan pernah mampu membalas semuanya, namun kami akan terus berusaha untuk melanjutkan cita-cita kalian yang masih tertunda.


sekian





Selasa, 21 Februari 2012

Sejarah Masa Depan




tadi pagi saya membaca sebuah artikel yang bagus sekali. artikel itu tentang penemuan kapal Nabi Nuh di sebuah gunung dekat perbatasan Iran-Turki. kebetulan sekali saya adalah penggemar bacaan sejarah. saya lahap tulisan dalam artikel itu dalam waktu kurang dari 30 menit. tak cukup sampai disitu, saya mencari link video berita yang menunjukkan penemuan terbesar dalam sejarah tersebut. betapa makin takjub saya oleh berita itu. menurut hasil uji laboratorium, balok kayu yang terdapat di puing kapal yang sudah membatu itu berusia sekitar 5000 tahun!!

wow...

terlepas dari banyaknya orang yang menyangsikan kebenaran hasil penemuan itu, bagi saya itu tidaklah penting, tetap saya apresiasi setinggi-tingginya mengingat usia penelitian itu sendiri sudah lebih dari 2 dasawarsa.

saya jadi teringat sebuah ungkapan tua yang mengatakan:

"segala sesuatu yang hilang adalah dimaksudkan Tuhan untuk kemudian agar ditemukan..."

kurang lebih seperti itu. saya tidak ingat betul kalimatnya. siapa authornya pun saya sudah lupa. tapi intinya adalah bahwa setiap kejadian pasti memiliki arti untuk masa depan.

saya yakin orang-orang yang selamat dari bencana maha dahsyat karena menaiki kapal Nabi Nuh itu sebab mereka percaya atas titah sang Nabi. ketika mereka membantu Nabi Nuh membuat sebuah bahtera raksasa pun, saya yakin mereka belum tahu tujuan yang sebenarnya atau tahu bahwa akan ada banjir bandang yang menghabiskan seluruh kaumnya. mereka pasti hanya percaya bahwa yang diperintahkan oleh Nabi adalah benar.

mereka pun saya yakin tidak akan pernah tahu bahwa 5000 tahun sejak kejadian itu kapalnya akan ditemukan oleh orang masa kini. kalau mereka tahu bahwa kapal itu akan diketemukan kembali pastilah mereka akan membuat prasasti atau coretan di dinding kapal seperti: "donkey was here.." dsb.

hey......

saya jadi berpikir, mungkin ada sebuah hikmah tersembunyi dibalik raibnya mobil saya 2 tahun lalu. ya, mobil yang baru saja saya beli dari dealer, baru 3 kali merasakan nyamannya menaiki mobil hasil keringat sendiri, raib dihilangkan orang tak bertanggung jawab.

marah..?

pastinya. andai saja saya orang yang tidak kuat iman, sudah saya habisi orang yang menghilangkan mobil saya atau minimal saya gila karena itu.

tapi untunglah Tuhan menganugerahkan pada saya hati yang kuat. itupun karena 20 tahun yang lalu mental saya ditempa dengan keras oleh kedua orang tua saya, yang saya terima dengan sedikit mengeluh saat itu. ternyata tempaan mental tersebut baru saya rasakan 20 tahun kemudian.

saya percaya pada suatu masa saya akan mendapati kejadian saat ini dengan sebuah senyum yang lebar. sebuah senyum yang bangga, bahwa saya dapat melalui beratnya cobaan hidup ini. karena saya tak pernah tahu apa maksud dari semua rangkaian kejadian ini. semua jawaban masih tersimpan rapi didalam saku Tuhan. tapi ketika Tuhan telah membuka tabir maksud dari berliku dan beratnya jalan hidup saya ini suatu saat nanti, ketika itu pasti saya akan bersyukur dan berkata:

"ini tho maksudnya...."

semoga. amin


al haqqu min rabbika fala takunanna min al mumtarin
in uridhu il al ishlaha wama taufiqi ila billah...
wallahu a'lam bish shawab

sekian


Senin, 20 Februari 2012

hikmah

saya (tepatnya anak saya) senang sekali berternak hewan ataupun merawat tumbuhan. dirumah kami terdapat berbagai tanaman dan tumbuhan yang kami pelihara sedari biji hingga tumbuh besar.

saya sengaja mendekatkan anak-`nak saya dengan alam, agar kelak saat dewasa mereka tumbuh menjadi bagian orang-orang yang melestarikan, bukan merusak kelestarian alam.

ditengah kepadatan jadwal kegiatan anak-anak saya, bermain dengan hewan dan tumbuhan adalah sebuah kesenangan tersendiri bagi mereka. kadang saya biarkan mereka bermain hingga lupa waktu.

dulu sewaktu saya masih seusia mereka, kegiatan utama saya adalah bermain. tapi mereka.........hmmmm..... sangat padat sekali. mulai dari les baca hitung, bahasa inggris hingga latihan badminton. 7 hari dalam seminggu anak-anak saya lalui tanpa jeda dengan kegiatan yang cukup menguras tenaga dan pikiran.

Mas Danniel senang sekali saat pertama kali saya belikan hamster. seminggu kemudian saya dan anak-anak 'kerja bhakti' bikin kandang untuk mereka.

hamster-hamster itu rupanya senang dengan perlakuan anak-anak saya.

mereka berkembang biak dan bertambah banyak dari waktu ke waktu. berbunga-bunga hati anak-anakku. tiap kali pulang les atau latihan badminton, mereka selalu menyempatkan diri bercengkerama dengan peliharaan mereka.

karena kepadatan popolasi, hamster-hamster itu sering bertengkar.

saya baru tahu kalau hamster itu ternyata hewan yang berkelompok. nah, ada salah satu hamster yang masih baru disapih dari induknya yang jadi bulan-bulanan sekelompok hamster. hamster kecil ini tiap malam selalu diganggu. oh iya, hamster ini termasuk hewan malam lho. nah, anak saya selalu merasa kasihan dengan keadaan hamster yang satu ini karena selalu diganggu dan tak makan berhari-hari.

hingga tadi malam, hamster ini dimakan kucing karena selalu berada di sudut-sudut sempit sehingga mudah untuk dijangkau kucing.

hamster itu mati....

Mas Danniel menangis sejadi-jadinya.

sebagai seorang ayah, saya sedih bukan karena hamster itu mati, tapi karena melihat anak saya sedih. saya putar otak, mencari logika yang mudah diterima oleh anak seusia Mas Danniel. hingga pada satu titik saya mendapatkan penjelasan yang masuk akal.

saya katakan bahwa hamster itu memang mati, tapi itu adalah situasi yang paling baik karena dia tak akan lagi diganggu oleh hamster yang lain. hamster itu sudah dijaga Tuhan, jadi dia sekarang sudah aman.

Voila!!

ternyata Mas Danniel tenang, bahkan lebih ceria dari biasanya sejak penjelasan saya tadi. padahal saya juga bingung kenapa bisa berkata seperti itu.

well, kadang kesedihan karena kehilangan adalah titik terbaik menuju perubahan yang lebih baik, karena suatu hal yang berbungkus kesedihan itu terkadang berisi sesuatu hal yang indah dan menyenangkan.

finally, i'd like to say:

"selamat jalan hamster...."

Minggu, 19 Februari 2012

Bersayap

kemarin sore sewaktu pulang dari jalan-jalan dengan anak saya, dahi ini terantuk suatu benda keras. sakit sekali rasanya. setelah saya amati, ternyata yang menabrak kepala saya tadi adalah kumbang. kumbang itu terkapar di jalanan setelah menabrak dahi saya. tapi tak lama kemudian kumbang itu bangkit lagi dan membuka sayap yang tersembunyi di balik tubuhnya, lalu terbang tinggi keatas.

hmmm....

sejurus kemudian, tumbuh keinginan dalam hati saya untuk memiliki sayap. alangkah menyenangkan bila kita dapat terbang kesana kemari karena memiliki sayap. kita bisa terbang ke lembah yang sunyi dan saat bosan dengan kesunyian tinggal terbang menuju keramaian kota. 

terus terang saja, saya sudah muak dan bosan dengan kepalsuan dunia. saya sangat merindukan kejujuran, yang mungkin telah hilang dari dunia ini.

andaikan saya bersayap, saya ingin terbang menembus awan putih di langit yang biru. saya merasa (dan percaya) bahwa di balik awan ada ketenangan. diatas awan pula aku akan berebah dan terlelap tanpa khawatir akan kebisingan. uh, alangkah nyamannya disana.

tapi sepertinya itu hanya sebatas lamunan saja. karena hingga detik ini saya harus menerima kenyataan bahwa saya tidak mungkin punya sayap, hidup di dunia nyata, dunia yang penuh dengan ambisi dan ditengah orang-orang yang tidak ramah. 




sekian


Senin, 13 Februari 2012

sebuah keinginan


setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengekspresikan suasana hati yang sedang tidak baik. ada yang meluapkannya dengan cara makan, ada yang melancong, berada di keramaian atau berkumpul dengan teman-teman. bermacam-macam cara dilakukan. senyampang itu positif, silahkan saja. go ahead.

dulu, saya selalu mengekspresikan kekesalan atau kekecewaan hati dengan cara jalan-jalan, berjalan tanpa tujuan lalu pulang dalam kelelahan dan tidur dalam kegelapan.

entahlah, saya merasa nyaman ketika berjalan tanpa tujuan. rasanya aku bisa mengukur kekuatan diri dengan menguji lewat kekuatan kaki. duduk bengong di tepi jalan ketika terasa lelah. membeli es dawet di pinggir jalan ketika dahaga menyerang, lalu berjalan lagi sampai diri benar-benar kelelahan dan tak sanggup lagi berjalan. kalau sudah begitu, maka becak pun jadi pilihan yang tepat untuk mengantarku pulang.

lain lagi kalau ekspresi saat mendapat kesenangan.

kadang memutar lagu dengan beat cepat. kadang tertawa terbahak-bahak. kadang pula mentraktir teman walaupun kantong sedang mengalami kekeringan.

tapi ada yang aneh aku rasakan kali ini. tepatnya sejak aku memutuskan untuk mengakhiri masa lajang. berbagai deraan cobaan hidup yang aku rasakan dan beban yang secara otomatis menjadi sebuah tanggungan, membuatku merubah semua kebiasaan-kebiasaan yang dulu selalu aku jadikan cara untuk mengekspresikan suasan` hati.

sekarang ini, tepat saat aku menulis ini, tiba-tiba saja ingin berada di sebuah padang savana. aku ingin sendiri disana sepanjang hari. pagi hari berebah di tengah-tengah savana ditemani sejuk angin dan hangat mentari. saat mentari mulai tak bersahabat lagi, maka aku akan menepi di rerindangan pohon sambil menikmati ranum bebuahannya. dan ketika malam menjelang, aku ingin kembali berebah ditengah savana sambil menikmati terangnya cahaya bintang utara.

alangkah nikmatnya.

sudah lama sepertinya aku terjebak dalam kebisingan dunia. rasa penat dan lelah semakin kuat menggenggam hati. seringkali aku ingin sekali berlari dan sembunyi disana. tapi kesempatan untuk itu tak pernah ada. kalaupun kesempatan itu ada, aku tak mungkin lagi untuk mengambilnya. anak-anakku lah alasannya.

ya.....

merekalah pengobat lelah yang selama ini membuat hatiku tetap berdesir pelan. merekalah sumber bahagia untukku.

namun suatu saat, ketika kesempatan itu ada dan anak-anakku telah menginjak dewasa, mereka sibuk bermain dengan hari-harinya, dan aku telah terlupa dari hingar bingar dunia, ingin rasanya aku meraih keinginanku ini dan menikmatinya. ingin rasanya aku lepas semua beban jiwa yang telah lama aku pikul bersama duka. akan kuresapi semua dengan segala rasa yang terekam dalam memori, sebelum akhirnya aku mati.